50 Persen Karyawan Pelindo II Dikatakan Sebagai Sampah

on Minggu, 23 Agustus 2009

,

[HU Pelita]
Dirut Lakukan Pelecehan 50 Persen Karyawan Pelindo II Dikatakan Sebagai Sampah. Ribuan karyawan PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo II) resah. Pasalnya, dari ribuan karyawan itu sebanyak 50 persen lebih dianggap sebagai sampah, yang tidak bermanfaat bagi perusahaan.Timbulnya keresahan karyawan itu dipicu atas sikap arogansi Dirut BUMN Pelindo II, RJ Lino, yang menuding 50 persen lebih karyawan perusahaan BUMN Kepelabuhanan itu sebagai sampah. Hal itu disampaikan Dirut RJ Lino pada salah satu acara rapat dinas (Radin) yang dihadiri para kepala cabang seluruh Indonesia, belum lama ini.Klimaks dari keresahan tersebut antara lain diwujudkan para karyawan dalam bentuk pemasangan spanduk yang bernada protes dan kecaman di areal pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, pada Selasa (4/8) lalu.Sebuah spanduk berbunyi: Terima Kasih Dirut mengecap 50 persen karyawan Pelindo II sebagai sampah. Hidup komunitas pekerja sampah. Sepanduk lain berbunyi: Apa hebatnya Dana Amin.Dana Amin adalah eks karyawan Pelindo II yang mengundurkan diri beberapa tahun lalu setelah disekolahkan oleh Pelindo II ke luar negeri. Sekarang mantan karyawan Pelindo II itu diangkat oleh Dirut RJ Lino sebagai staf ahli bersama sekitar enam orang lainnya, terdiri atas para pensiunan pejabat Dephub, pensiunan Pelindo III, dan juga termasuk seorang tenaga asing.Memang ada kesan nepotisme dari kebijakan Dirut yang baru menjabat tersebut, yakni seperti isteri Direktur Komersial dan Operasi Pelindo II yang kini dijadikan staf ahli sebagai konsultan SDM. Menurut informasi, staf ahli tersebut digaji sekitar Rp35 juta/bulan.Ketua Serikat Pekerja Pelabuhan Indonesia (SPPI-II) Cabang Tanjung Priok, H Kirnoto, membenarkan karyawan resah. Siapa yang nggak resah Mas, setiap ada kesempatan dirut selalu menuding 50 persen karyawan Pelindo II sampah. Ini kan tak pantas diucapkan oleh seorang pimpinan. Sebagai pimpinan SPPI, ya, saya sangat tersinggung anggota saya disebut sampah, tuturnya.Sumber lain menambahkan banyak kebijakan RJ Lino yang dinilai tidak efesien, dan sangat memberatkan BUMN itu ke depan. Misalnya, untuk biaya pengembangan Pelindo II termasuk kerjasama daerah yang membutuhkan dana Rp10 triliun. Maka dana ini akan diupayakan melalui pinjaman.Dana pinjaman itu juga akan digunakan untuk reformasi pengembangan SDM, yakni 26 manajer senior dan asisten manajer akan disekolahkan ke luar negeri untuk jenjang S2. Padahal hampir semua senior manajer tersebut sudah S2. Bahkan, ada di antaranya yang disekolahkan oleh perusahaan. Bahkan dirut juga akan menyekolahkan lima karyawan Direktorat Perhubungan Laut Departemen Perhubungan. Tidak jelas apa hubungannya, yang pasti ini pemborosan melalui dana pinjaman, kata pengurus SP lainnya. Terkait dengan pengangkatan staf ahli tersebut Direktur Personalia dan Umum, Mulyono, yang dihubungi melalui telepon mengakui bahwa itu baru rencana. Namun ketika ditanya bahwa staf ahli tersebut telah berkantor di lantai VII Kantor Pusat Pelindo II, Mulyono tidak berkomentar.Sementara tidak dilaksanakannya Surat Keptusan (SK) mutasi sejumlah karyawan yang dikeluarkan pejabat dirut sebelumnya oleh direksi baru, menurut Ketua SP Pelindo II, hal itu sedang dipertanyakan oleh Serikat Pekerja Pelabuhan Indonesia II (SPPI) II kepada dirut melalui surat resmi. Namun hingga kini belum ada jawaban dari pihak direksi, kata Ketua Umum SPPI II, Arif Isnawan kepada Pelita.Sedangkan masalah lainnya yang kini sedang bergejolak, antara lain soal pengangkatan enam staf ahli dari pensiunan dan mantan karyawan Pelindo, tentang 50 persen lebih karyawan Pelindo II sampah, serta isu mencari pinjaman Rp10 triliun untuk membiayai pengembangan Pelindo II, menurut Arif pihaknya sedang melakukan investigasi tentang kebenaran tindakan pihak direksi.Kalau ternyata masalah yang sedang berkembang ini ternyata mengandung kebenaran, anggota SPPII II akan melakukan aksi. Pasalnya, menyebut karyawan sampah adalah pelecehan dan bisa dilaporkan ke Depnakertrans. Namun, Arif belum bersedia mengungkapkan bentuk aksi yang akan dilakukan, tetapi menurutnya bisa berupa aksi demo atau bentuk perlawanan lainnya. (y)

0 komentar: