Pelindo, Serikat Pekerja & Masalah

on Jumat, 13 November 2009

Kebijakan manajemen dalam penataan SDM di Pelindo 2 telah menimbulkan gejolak yang sepertinya tak akan kunjung padam akibat tidak adanya persamaan persepsi antara manajemen dengan SP. Gelombang mutasi yang dilaksanakan sejak bulan Oktober lalu memicu keresahan di kalangan pekerja dengan muncul spanduk penolakan atas dilantiknya pekerja non-organik (bukan dari internal pelindo) menduduki jabatan strategis/strukutral Senior Manager di Kantor Pusat, yang merupakan jabatan karier puncak atau jabatan satu tingkat di bawah direksi dengan skema PKWT.

Kebijakan kontroversial ini digugat oleh para pekerja mengingat bahwa PKWT sejatinya adalah - sesuai dengan UU 13/2003, Kepmen No 100 Tentang PKWT - diperuntukan bagi bidang pekerjaan yang bersifat sementara, percobaan, segmen usaha baru dengan jangka waktu tertentu serta bukan untuk jabatan strategis/struktural. Perbedaan persepsi antara manajemen dengan SP makin mencuat karena tidak adanya solusi terhadap permasalahan ini.

Permasalah lain kemudian muncul dengan adanya pernyataan informal dari direksi bahwa rencana kenaikan penghasilan berdasarkan laju inflasi plus 1 % tidak akan direalisasikan sebagaimana janji direksi sebelumnya. Manajemen mengatakan bahwa saat ini sedang dikembangkan sebuah formulasi baru untuk remunerasi pekerja pelabuhan yang berorientasi pada performansi individu. Pekerja yang sudah menunggu saat-saat pelaksanaan kenaikan penghasilan tersebut kembali harus menghadapi kenyataan inkonsistensi direksi atas program-program kesejahteraan pekerja pelabuhan. Reaksi spontan pekerja langsung diekspresikan dengan pemasangan pamflet pada hari Jumat 13 November 2009, di sudut-sudut ruangan gedung Kantor Pusat. Permasalahan tersebut akan segera dibahas pada hari Senin 16 November 2009 dalam acara pertemuan antara Direktur PUM dengan DPP SPPI-II beserta para Ketua DPC SPPI-II yang meliputi pembahasan PKWT dan kenaikan penghasilan.

Direksi sendiri nampaknya sudah kebal dengan reaksi seperti ini, bahkan Direktur Utama menyatakan bahwa itu merupakan sesuatu hal yang biasa di era kebebasan saat ini. Hal ini dinyatakan pada acara temu Direksi dengan wartawan maritim di hari yang sama. Dirut dalam acara tersebut memaparkan kepada para wartawan atas program-program strategisnya untuk mengembangkan Pelindo 2 dalam menghadapi persaingan ke depan sebagai terminal operator, termasuk penataan SDM yang tengah menjadi kontroversi. Pertemuan ini nampaknya menjadi titik awal atau ice breaking hubungan kedua belah pihak yang sebelumnya sempat memanas dengan adanya berbagai pemberitaan negatif tentang sosok Dirut di media massa. Sebagai ungkapan komitmennya untuk dukungan kepada pers, maka akan dilaksanakan program kemitraan media massa dimana salah satunya adalah mengajak wartawan untuk bersama-sama mengunjungi pelabuhan-pelabuhan kelas dunia di negara ASEAN dan China sebagai bahan komparasi dalam rencana perwujudan Pelabuhan Tanjung Priok menjadi International Hub Port.

Terkait dengan rencana Hub Port ini, Direksi langsung mengumpulkan para Assisten Manager, Supervisor Cabang Pelabuhan Tanjung Priok serta para assisten senior manager kantor pusat. Dalam pertemuan itu ditekankan akan perlunya percepatan penanganan permasalahan manajerial dan operasional di Pelabuhan Tanjung Priok, tanpa harus melalui birokrasi yang selama ini dianggap penyebab dari tidak responsifnya Pelabuhan Tanjung Priok dalam menghadapi permasalahan.

0 komentar: